Wakil presiden Indonesia yang pertama Mohammad Hatta pernah mengatakan pada akhir hayatnya, bahwa korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya yang berurat dan berakar. Lantas bagaimana kita harus melawan budaya korupsi, tentunya dengan budaya anti korupsi. Hanya saja budaya anti korupsi di sini tidak hanya berupa slogan-slogan seperti "katakan tidak" seperti yang sering muncul pada iklan televisi, namun pada pikiran, ucapan, tindakan.
Budaya malu
Budaya malu ini sepertinya belum ada di Indonesia, orang seharusnya malu memakai barang mewah yang asalnya tidak jelas. Justru kebalikannya orang suka memamerkan kemewahan padahal tidak sesuai dengan kapasitas dan pendapatannya. Untuk menamkan budaya malu bisa mencontoh negara Jepang, yang mana mereka akan merasa malu jika berbuat tidak jujur. Budaya malu sangat penting, karena di Indonesia ada kecenderungan adanya budaya tidak malu, yang boleh menghalalkan segala cara yang penting bisa kaya.
Hukum koruptor dengan dipermalukan
Jika koruptor selama ini dapat fasilitas dipenjara, mereka hidup nyaman dengan kondisi tersebut sehingga akan lebih baik jika mereka dibuat malu. Salah satu contohnya diadili terbuka untuk umum dan di lapangan yang luas sehingga masyarakat bisa menontonnya. Sehingga si koruptor akan merasa malu, akhirnya timbul efek jera dan bagi yang akan melakukannya akan berfikir seribu kali.
Revolusi mental sejak dini
Perilaku korupsi ternyata sangat dipengaruhi mental dan mindset orang yang melakukannya. Dengan gaji yang tinggi ternyata tidak cukup efektif untuk menangkal korupsi. Revolusi mental bagi generasi penerus kita menjadi sangat baik. Perlu ditanamkan pada diri mereka bahwa korupsi merupakan perilaku buruk yang wajib mereka hindari. Ajarkan hidup sederhana, hidup hemat, dan mensyukuri atas apa yang mereka terima selama ini.