Ada dua teori dalam mengelola SDM dalam sebuah perusahaan yaitu teori kebutuhan dan teori biaya. Mengapa perusahaan merekrut karyawan karena memang membutuhkan, jadi jika secara teori maka kebutuhan akan SDM menjadi alasan yang utama. Yang kedua adalah teori biaya, perusahaan akan merekrut SDM berdasarkan pada kemampuan biaya untuk menggaji mereka. Antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya memiliki standar kemampuan biaya yang berbeda, contoh : perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas memiliki standar biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan biaya perusahaan lain.
Kemudian dalam mengelola SDM dalam sebuah perusahaan juga mengenal reward and punishment, jika ini diberlakukan maka setiap karyawan akan bisa menerima konsekuensi apa yang dilakukannya. Jika reward and punishment tidak berjalan maka karyawan akan melakukan sesuatu semaunya, akibatnya produktifitas rendah, dan kedisiplinan menurun. Kesulitan utama mengelola SDM dalam perusahaan adalah bagaimana menciptakan budaya perusahaan yang baik. Nilai-nilai baik atau core value harus terus ditanamkan pada SDM sebuah perusahaan untuk menciptakan kinerja perusahaan yang baik.
Dalam mengelola SDM dalam sebuah perusahaan juga dikenal istilah continuous education program, yaitu bagaimana terus menciptakan capacity SDM melalui diklat atau pelatihan. Kemampuan karyawan memang harus terus diasah agar bisa melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan bidangnya. Cara lain untuk mengelola SDM dalam perusahaan adalah bagaimana bisa terus memotivasi mereka untuk bisa terus semangat bekerja. Rumah makan ramai pengunjung klik sini.