Kejadian bis masuk jurang, bis nyruduk rumah pinggir jalan, seolah kejadian yang biasa dan terus memakan korban. Pemerintah kadang baru tanggap setelah jatuh korban, baru perketat uji kelayakan kendaraan. Tak ubahnya pecandu narkoba yang nabrak belasan pejalan kaki hingga merenggut 9 nyawa, pemerintah baru tergerak untuk kemudian memperketat test urin terhadap pilot dan pengemudi.
Nyawa manusia seolah jadi kelinci percobaan untuk suatu kelayakan kendaraan dan standar keselamatan. Pilot nyabu baru ditindak setelah korban nyawa di Tugu Tani akibat supir yang kecanduan narkoba menabraknya. Keselamatan dan kedisiplin seolah menjadi hal yang kurang diperhatikan bahkan cenderung diabaikan. Sampai kapan kah nunggu korban... baru uji kelayakan.