1. Jika benar "kemiskinan adalah cara Tuhan untuk mendidik manusia" maka sungguh orang miskin akan menjadi insan yang lebih baik, tahan mental, biasa prihatin. Hanya saja tidak semua warga miskin sadar bahwa seharusnya mereka dapat hikmah yang banyak dari kemiskinan itu. Hanya sebagian orang miskin menganggap keadaan mereka adalah nikmat, karena tidak punya beban untuk mengurus harta melimpah seperti konglomerat dan orang kaya lainnya, dan tetap bisa menikmati hidup apa adanya.
2. Sungguh sangat paradoks jika awalnya materi merupakan tolak ukur mutlak kebahagiaan. Meskipun para pakar ekonomi menggembar-gemborkan peningkatan kemiskinan, tapi wujud nyata dari konsep yang mereka pikirkan tak tampak jelas. Seandainya saja orang kaya di negeri ini membantu meringankan 10% saja dari populasi penduduk miskin, mulai dari biaya sekolah, dan kesehatan, tentunya tingkat kemiskinan adalah hal yang biasa dan dinamika pembangunan.