Kadang-kadang merasa agak geli dengan pendapat salah seorang tokoh, yang menyatakan bahwa pengerahan massa sebagai bentuk dukungan yang masiv terhadap salah satu calon presiden dan hak konstitusional setiap warga negara. Juga kadang kita menyamakan karakter warga negara kita dengan di luar negeri yang terbiasa tertib dan lebih dewasa dalam berdemokrasi. Menjelang putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 21 Agustus 2014 untuk sengketa pilpres 2014 kita harus hati-hati dengan konsentrasi massa secara berlebihan di dekat gedung MK.
Hormati putusan MK
Jika masing-masing pihak akan menghormati putusan MK, maka pengerahan massa secara berlebihan sepertinya tidak perlu. Masyarakat pendukung cukup menonton televisi saja, dan menerima hasilnya apapun yang akan diputus oleh MK. Pengerahan massa secara berlebihan sebenarnya malah merupakan bentuk intervensi terhadap putusan MK.
Konsentrasi massa punya potensi kerusuhan
Meskipun niatnya baik untuk menyampaikan aspirasi secara tertib, namun tidak ada yang tau telah menyusup pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yaitu para provokator kerusuhan. Pengalaman masa lalu telah membuktikan bahwa terjadinya konsentrasi massa apapun bisa terjadi karena situasi dan kondisi yang memang diciptakan untuk kondisi anarki.
Negarawan jangan jadi provokator
Para negarawan kita hendaknya jangan mengeluarkan pernyataan yang sifatnya memprovokasi atau membuat panas pihak pendukungnya. Ini sangat disayangkan seharusnya kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya, dan bukan kepentingan pribadi dan kelompok. Pemimpin harus menjadi contoh, baik itu dalam ucapan dan perbuatan, sehingga menjadi pemimpin amanah yang dipercaya oleh rakyat.