Pesawat N219 merupakan pesawat buatan PT. Dirgantara Indonesia, sehingga merupakan karya putra-putri bangsa Indonesia. Melihat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau maka kebutuhan pesawat kecil semacam N219 sangat diperlukan. Pesawat ini muat untuk mengangkut penumpang 19 orang, sangat cocok untuk terbang dan mendarat di landasan yang pendek. Untuk kecepatan maksimal hingga 310knots sementara untuk kecepatan pling rendah 59knots.
Pesawat semacam N219 sangat cocok untuk menghubungkan pulau-pulau kecil di Indonesia, bisa terbang dengan kecepatan rendah sehingga sangat baik ketika digunakan untuk melintasi tebing dan pegunungan. Pesawat kecil ini sangat cocok untuk pertolongan darurat, seperti mengangkut kebutuhan medis, pengiriman bantuan makanan, untuk landasan rumput-rumput pesawat ini juga bisa terbang.
Secara umum pesawat ini menggunakan teknologi yang paling banyak di pasaran sehingga perawatannya lebih mudah, sehingga lebih praktis dan efisien dengan harga jual yang lebih terjangkau. Pesawat N219 ini menggunakan mesin ganda turboprop, sangat cocok digunakan sebagai penghubung daerah terpencil dengan landasan seadanya. Untuk saat ini sudah mengantongi ijin untuk terbang setelah melalui berbagai uji coba.
Melihat kepraktisan dan efisiensi pesawat ini, maka memiliki masa depan yang cukup baik. Jumlah peminat pesawat ini diperkirakan cukup banyak baik itu untuk institusi pemerintah maupun perusahaan swasta. Ketika terjadi bencana tsunami di Aceh pesawat jenis ini sangat berjasa untuk mengangkut peralatan dan tenaga medis dengan cepat. Hanya perlu landasan pendek untuk bisa terbang dan mendarat, bahkan untuk landasan yang berumput-rumput.
Kehadiran pesawat kecil semacam N219 ini sayangnya bisa menggerus transportasi laut yang dulu pernah berjaya. Sehingga dalam hal ini pelni dan perusahaan transportasi laut yang lain harus bisa membuat inovasi yang bisa mengambil ceruk pasar yang ada. Untuk cargo dalam skala besar sepertinya kapal laut cukup cocok untuk pengiriman barang dalam jumlah yang besar.
Secara umum pesawat ini menggunakan teknologi yang paling banyak di pasaran sehingga perawatannya lebih mudah, sehingga lebih praktis dan efisien dengan harga jual yang lebih terjangkau. Pesawat N219 ini menggunakan mesin ganda turboprop, sangat cocok digunakan sebagai penghubung daerah terpencil dengan landasan seadanya. Untuk saat ini sudah mengantongi ijin untuk terbang setelah melalui berbagai uji coba.
Melihat kepraktisan dan efisiensi pesawat ini, maka memiliki masa depan yang cukup baik. Jumlah peminat pesawat ini diperkirakan cukup banyak baik itu untuk institusi pemerintah maupun perusahaan swasta. Ketika terjadi bencana tsunami di Aceh pesawat jenis ini sangat berjasa untuk mengangkut peralatan dan tenaga medis dengan cepat. Hanya perlu landasan pendek untuk bisa terbang dan mendarat, bahkan untuk landasan yang berumput-rumput.
Kehadiran pesawat kecil semacam N219 ini sayangnya bisa menggerus transportasi laut yang dulu pernah berjaya. Sehingga dalam hal ini pelni dan perusahaan transportasi laut yang lain harus bisa membuat inovasi yang bisa mengambil ceruk pasar yang ada. Untuk cargo dalam skala besar sepertinya kapal laut cukup cocok untuk pengiriman barang dalam jumlah yang besar.
