1. Bagi anda yang pernah jalan-jalan ke daerah Minahasa Sulawesi Utara pasti melihat banyak perkebunan cengkeh yang pohonnya besar-besar namun tidak terurus. Cengkeh sempat jadi primadona masyarakat minahasa pada era tahun 80an. Sisa-sisa kejayaan itu masih ada, kita lihat di desa-desa banyak bangunan besar ada antena parabola dan parkir mobil hardtop yang kondisinya masih baik. Konon pada masa jayanya cengkeh, orang minahasa berkumur menggunakan bir, atau pergi ke Jakarta sekedar minum kopi, atau ke Eropa untuk nonton sepakbola secara life.
2. Ambruknya cengkeh dimulai sejak masanya BPPC, harga cengkeh terus mengalami kemerosotan dan jatuh. Orang minahasa memang sangat mengandalkan bisnis perkebunan. Sampai saat inipun bisnis yang ditekuni masih berkutat di sekitar kopra, vanili, cengkih, pala. Meskipun bisnis cengkeh telah ambruk, tapi orang Minahasa masih berusaha bangkit dengan budidaya perkebunan yang ada, kopra dan produk kelapa lainnya merupakan andalan yang masih tersisa. Karakter bisnis memang selalu jatuh dan bangun seperti halnya cengkeh.
2. Ambruknya cengkeh dimulai sejak masanya BPPC, harga cengkeh terus mengalami kemerosotan dan jatuh. Orang minahasa memang sangat mengandalkan bisnis perkebunan. Sampai saat inipun bisnis yang ditekuni masih berkutat di sekitar kopra, vanili, cengkih, pala. Meskipun bisnis cengkeh telah ambruk, tapi orang Minahasa masih berusaha bangkit dengan budidaya perkebunan yang ada, kopra dan produk kelapa lainnya merupakan andalan yang masih tersisa. Karakter bisnis memang selalu jatuh dan bangun seperti halnya cengkeh.