1. Calo tiket kereta api memang profesi yang ngak ada habisnya. Jika melihat daya tampung keberangkatan KA tertentu, dengan hari dan jam berbeda, kita berfikir pasti jumlah tiket yang tersedia cukup banyak. Hanya saja ketika calon penumpang untuk mudik dengan KA antri baru beberapa menit saja tiket sudah dinyatakan habis. Betapa kesalnya mereka, padahal sebelum loket dibuka sebagian besar sudah antri berjam-jam berharap akan mendapatkan tiket KA untuk pulang mudik lebaran. Inilah praktek calo tiket yang telah kongkalikong dengan orang dalam KA.
2. Praktek percaloan memang sulit diberantas, terbukti masih banyaknya calo tiket yang menawarkan tiket di dekat stasiun KA, padahal di loket sudah bilang habis. Yang menjadi persoalan adalah apakah mereka para calo tiket itu bekerjasama dengan orang dalam atau tidak, jika ya maka perlu dilakukan penertiban di tubuh KA sendiri. Pembatasan pembelian tiket memang sudah dilakukan misal 1 orang maksimal 5 tiket, tetapi pada kenyataan baru antri beberapa saat tiket sudah dinyatakan habis.
