Jika kita perhatikan di stasiun SPBU maka tampak justru mobil-mobil baru yang menggunakan bensin Premium, padahal semua orang tahu bahwa bensin Premium adalah bensin subsidi bagi yang tidak mampu. Sehingga bertolak belakang dengan tujuan subsidi itu sendiri, yang seharusnya kepada yang berhak tetapi justru jatuh pada mereka yang tergolong mampu. Kampanye berupa spanduk dan iklan di televisipun belum bisa menghidupkan rasa malu bagi mereka yang masuk golongan mampu.
BBM subsidi dan mobil mewah tampaknya tidak ada hubungan sama sekali, dan tidak ada kesadaran bagi sebagian besar pemilik kendaraan / mobil mewah. Hanya saja ketika subsidi ingin dikurangi dengan menaikan harga BBM reaksi yang cukup keras dari masyarakat, karena dampaknya yang bisa menyentuh hajat hidup orang banyak. Seperti buah simalakama, dinaikan rakyat berteriak, tidak dinaikan justru subsidi dinikmati oleh mereka golongan mampu.
