Cloud Hosting Indonesia

Selasa, 25 Juli 2017

MOBIL BAJAJ QUTE PENGGANTI BEMO


   Moda transportasi ibukota Jakarta sudah saatnya dilakukan regenerasi karena faktor usia dan polusi yang ditimbulkan akibat mesin yang sudah tua. Mobil bajaj qute merupakan pengganti bemo yang di beberapa titik kadang masih ditemui. Secara bentuk mobil ini memang sangat mungil sangat cocok untuk menembus kepadatan ibukota. Dengan harga sekitar Rp 65 juta on the road, cukup terjangkau dan bisa dijadikan transportasi jarak pendek seperti layaknya bemo atau bajaj tua yang saat ini sudah sangat tidak ramah lingkungan. Kapasitas mesinnya sekitar 220 cc, ditampilkan dengan sangat sederhana tidak seperti layaknya mobil, tanpa AC, tanpa Audio. Untuk perpindahan gigi nya dengan lima percepatan seperti perpindahan gigi sepeda motor, hanya menggeser kedepan dan kebelakang tanpa perlu menginjak kopling.
   Secara performa mobil ini cukup gesit dan lincah, juga irit bahan bakar yang mana emisi buangnya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan bemo dan bajaj tua. Salah satu faktor yang sangat mengganggu dari bemo dan bajaj tua adalah emisi buang hasil pembakaran bahan bakar yang sangat pekat dan menimbulkan polusi. Secara interior memang tidak selayaknya mobil, namun ini cukup cocok untuk transportasi dalam kota dan jarak yang cukup dekat. Dapat juga sebagai pengganti becak, untuk antar ke pasar, sekolah, dan berbagai keperluan yang jaraknya tidak terlalu jauh. Untuk komsumsi BBM bisa mencapai 36 km/liter, sementara kecepatan maksimum hanya sampai 70 km/jam. Berat mobil sekitar 450 kg, tenaga 13,5 HP, dengan roda yang cukup kecil menjadikan mobil ini lebih lincah.
   Meskipun pemerintah sedang mengembangkan mass rapid transportation, namun moda angkutan untuk jarak pendek tetap diperlukan. Untuk berbagai keperluan berbelanja ke pasar, pergi ke sekolah, sehingga memerlukan jenis angkutan yang compact, efisien bahan bakar, emisi yang rendah. Bajaj qute sepertinya cocok untuk moda transportasi jarak pendek ini. Namun memang sebaiknya dibatasi untuk angkutan umum saja, tidak untuk mobil keluarga, dengan pembatasan rute trayek sehingga benar-benar bisa menggantikan bemo dan bajaj tua yang sudah tidak layak lagi untuk beroperasi. Jika digunakan untuk mobil keluarga juga, maka malah menimbulkan potensi kemacetan yang lebih parah, khususnya di ibukota Jakarta.