Cloud Hosting Indonesia

Sabtu, 23 Agustus 2014

MENGHILANGKAN KEBIASAAN BERBOHONG PADA ANAK

Perilaku berbohong pada anak setelah ditelusuri ternyata sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Bahkan pada suatu kelompok masyarakat bisa berdampak pada gaya hidup, misalkan bergaya hidup mewah padahal tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Perilaku jujur dan apa adanya juga dibentuk oleh lingkungan terdekatnya, suatu misal kedua orang tua yang menanamkan kejujuran.
Orangtua jangan suka membohongi anak
Perilaku orangtua juga bisa menanamkan kebiasaan berbohong pada anak, suatu misal ketika berangkat kerja dan anak menangis, kerap orang tua membohongi "ayah cuma ke depan kok ntar balik lagi". Ketika ayah mereka ternyata tidak kembali, anak sudah merasakan bahwa dia dibohongi. Padahal sebenarnya orang tua bisa berbicara jujur apa adanya "ayah berangkat kerja dulu ya, jangan nangis nanti pulang ayah belikan coklat". Ini menjadi lebih baik karena orangtua mengatakan yang sebenarnya pada anak.

TIMBERLAND Belknap [TBL.13317JS/02]
Pengaruh teman di sekitarnya
Kebiasaan berbohong biasanya juga ditularkan oleh teman di lingkungannya, meskipun hanya bohong canda tapi perilaku ini sudah mulai tertanam pada diri anak. Kondisi ini dapat dicegah dengan memasukan anak pada lingkungan yang lebih positif, suatu misal dimasukan ke les sanggar tari atau masuk pengajian TPA anak sehingga pola pikir dan apa yang didengar anak lebih positif. Lebih baik anak masuk sekolah yang pulangnya jam 3 sore, hal ini akan menjadikan anak berada pada lingkungan yang positif lebih lama dan mengurangi waktu bersosialisasi di lingkungan rumah yang kurang baik.
Tanamkan hidup sederhana
Hidup sederhana atau apa adanya merupakan cerminan kejujuran,  tidak mau menampilkan melebihi yang seharusnya dimiliki ini sangat baik bagi anak. Jangan tanamkan anak untuk berkamuflase dengan memakai barang yang seharusnya belum pantas dimiliki. Suatu misal anak masih SMP sudah dibelikan sepeda motor atau mobil, selain belum cukup umur kita juga sudah menanam hidup glamor. Sebaliknya hidup sederhana akan lebih siap menerima kenyataan kelak jika anak sedang mengalami hal yang kurang baik dalam hidupnya. Membiasakan diri untuk bisa menerima kenyataan inilah inti dari menanamkan kejujuran, terutama jujur pada diri sendiri.